Bitcoin menjadi perbincangan hangat pada akhir tahun 2020 ini. Bitcoin dinilai tidak legal dan bahkan disebut sebagai MLM. Selain itu, ada beberapa stigma atau anggapan orang yang salah mengenai Bitcoin.

Inilah 7 stigma yang salah tentang Bitcoin

• Bitcoin Tidak Legal di Indonesia

Bitcoin dilarang oleh Bank Indonesia pada tahun 2018. Saat dimana Bitcoin menyentuh harga tertingginya, sekitar USD19.800 atau Rp260 juta. Namun, Pemerintah Indonesia hanya melarang Bitcoin sebagai alat pembayaran. 

Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan beberapa pengembang aset kripto dan blockchain terus mendorong aturan ke pemerintah. ABI saat itu dipimpin oleh CEO Indodax Oscar Darmawan. 

Beberapa saat setelahnya, Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) mengeluarkan aturan tentang penggunaan aset kripto. 

Semenjak itu, aset kripto menjadi legal dan bisa dimiliki. Hal itu diatur oleh Peraturan BAPPEBTI Nomor 5 Tahun 2019. Bitcoin dan aset kripto lainnya legal sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan di Indonesia . 

Tetapi, buat kamu yang ingin membeli Bitcoin, kamu juga perlu melihat legalitas marketplacenya atau platformnya. Karena hanya beberapa saja perusahaan aset kripto di Indonesia, termasuk Indodax yang mendapatkan legalitas dari BAPPEBTI. 

• Bitcoin itu MLM

Bitcoin adalah aset digital. Raja aset kripto itu dijual di platform-platform exchangers. Aset kripto apapun, termasuk bitcoin tidak menggunakan skema penjualan multi level marketing (MLM). Jadi, untuk membeli Bitcoin, kamu tidak perlu mengajak orang lain untuk mendapatkan reward atau bonus.

Cara ‘bermainnya’ ya seperti trading aset lain. Beli aset, kemudian jual saat harga sudah naik atau sudah untung. Bahkan, Asosiasi Blockchain Indonesia dan BAPPEBTI juga tidak memperbolehkan skema MLM di dalam penjualan aset kripto. 

Bagi sebagai praktisi aset kripto dan blockchain, MLM dapat memperburuk citra dunia blockchain dan aset kripto.

• Cara Mendapatkan Bitcoin Hanya dengan Menambang

Sifat Bitcoin sama seperti emas. Bisa ditambang, meski penambangannya dilakukan secara digital. 

Penambangan atau mining Bitcoin dilakukan menggunakan komputer dengan hardware yang mencapai ratusan juta Rupiah. Penambang memecahkan rumus kriptografi dan mendapatkan reward berupa Bitcoin. 

Namun, cara untuk mendapatkan Bitcoin tidak hanya dengan menambang. Karena Bitcoin bisa dibeli di exchange seperti di Indodax. Kamu bisa memiliki Bitcoin untuk dikoleksi dan bisa menjualnya saat harga sudah naik. Ini disebut juga dengan trading. 

Kamu juga bisa memiliki Bitcoin untuk mengirimkan uang ke wallet digital dan bisa ditransfer ke luar negeri. Jadi, meskipun Bitcoin bisa digunakan untuk pembayaran di luar negeri, kamu tidak perlu mengeluarkan uang ratusan juta untuk membeli peralatan mining Bitcoin. 

• Cryptocurrency Cuma Bitcoin

Jika menyebut kata cryptocurrency, yang teringat mungkin Bitcoin. Begitu juga dengan menyebut kata aset kripto atau blockchain. Namun, tahukah kamu bahwa Bitcoin bukan satu-satunya aset kripto. 

Ada jutaan aset kripto yang ada di dunia. Di Indodax saja, ada lebih dari 100 aset kripto yang bisa kamu miliki. Selain Bitcoin, ada aset kripto Ethereum, yang merupakan aset kripto paling populer setelah Bitcoin. 

Masing-masing aset kripto memiliki utilitas atau kegunaan dan fundamental yang berbeda-beda. Inilah yang membuat kenapa harga dan pergerakan naik-turun harganya juga berbeda.

• Bitcoin Bukan Investasi Jangka Panjang

Bitcoin kerap kali disebut sebagai investasi yang memiliki risiko tinggi dibandingkan produk investasi lain. Karena fluktuasi harganya yang begitu drastis dan cepat, seperti roller coaster. 

Namun, sebenarnya, Bitcoin adalah investasi jangka panjang. Kenaikan Bitcoin hanya sekitar 170% di sepanjang tahun 2020. Kenaikan ini memang tinggi dibandingkan aset-aset investasi lainnya di luar cryptocurrency. 

Namun, aset kripto lain justru meningkat lebih tinggi, turun lebih dalam dan dengan tempo yang lebih cepat. Karena aset-aset kripto lainnya seperti yang berbasis DeFi, sebut saja yEarn Finance, Uniswap, dan lain-lain mencatatkan performa lebih fantastis. Mereka bisa saja naik drastis ratusan persen selama satu sampai dua malam. Kemudian bergerak turun lagi. 

Sedangkan kenaikan BItcoin seakan-akan perlahan tapi pasti. Kenaikan Bitcoin baru terasa selama satu tahun, dua tahun atau lebih. Inilah kenapa Bitcoin layak disebut sebagai investasi jangka panjang.

• Perlu Modal Besar untuk Trading Bitcoin

Harga Bitcoin di akhir tahun 2020 ini sudah mencapai Rp270 juta. Kenaikan ini dikarenakan permintaan secara masif terjadi dari pertengahan tahun. Ada beberapa konglomerat dan perusahaan di Amerika Serikat dan negara lain membeli Bitcoin dengan nilai jutaan Dollar atau triliunan Rupiah. 

Namun, membeli Bitcoin juga bisa dimulai dari pecahan desimal di bawah 1 BTC. Artinya, Bitcoin juga bisa ditukarkan dengan 0,00001 atau bahkan lebih murah. 

Di Indodax, pecahan terkecil untuk membeli Bitcoin adalah Rp10.000 saja. Murah bukan?

• Bitcoin Hanya Dimiliki oleh Konglomerat

Para konglomerat dan korporasi besar membeli Bitcoin karena Bitcoin merupakan aset yang aman di saat pandemi. Sedangkan aset lain, masih belum pulih. Selain itu, Bitcoin juga bisa dijadikan nilai lindung inflasi. Artinya, kenaikan harga Bitcoin akan lebih tinggi dari pada kenaikan harga barang-barang lainnya. 

Namun, Bitcoin bukan hanya milik mereka yang punya uang jutaan Dollar saja. Siapapun bisa memiliki Bitcoin. Karena sudah memiliki legalitas di Indonesia, kamu juga bisa berinvestasi Bitcoin dimulai dari sepuluh ribu Rupiah saja di Indodax. 

Kamu bisa registrasi di link berikut ini. Kamu juga bisa menyaksikan informasi dan tips menarik lainnya di media sosial resmi Indodax dan Indodax.academy. 

Goodluck.