Dalam konteks pasar keuangan, diversifikasi mengacu pada pengalokasian modal ke instrumen keuangan yang berbeda di dalam dan di seluruh kelas aset. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi risiko keseluruhan yang mungkin timbul dari memegang kelas aset tunggal, seperti saham, obligasi, komoditas, atau aset kripto.
Gagasan di balik strategi diversifikasi adalah bahwa portofolio yang terbuat dari berbagai macam aset lebih mungkin memberikan pengembalian jangka panjang yang lebih baik, sekaligus mengurangi kemungkinan kerugian yang signifikan. Diversifikasi dapat dicapai dalam satu kelas aset (misalnya, berinvestasi dalam berbagai jenis mata uang kripto) atau di berbagai kelas aset (misalnya, berinvestasi dalam mata uang kripto, saham, dan komoditas).
Secara umum, portofolio yang terdiversifikasi akan memiliki variasi yang lebih halus dalam hal nilai bersihnya. Terutama karena aset yang memberikan kinerja positif cenderung menetralisir aset yang memiliki imbal hasil negatif. Dengan demikian, penting untuk mempertimbangkan korelasi antara aset yang membentuk portofolio investasi. Misalnya, jika portofolio terdiri dari aset kripto yang sangat berkorelasi, ia akan bereaksi terhadap pengaruh pasar seperti tas aset tunggal. Aset yang berkorelasi negatif lebih menguntungkan dalam hal diversifikasi karena mereka merespons secara berbeda terhadap kekuatan pasar dan cenderung bergerak ke arah yang berlawanan.
Manajer dana dan investor sering kali mendiversifikasi investasi mereka di seluruh kelas aset dan menentukan persentase portofolio yang akan dialokasikan untuk masing-masing. Kelas dapat mencakup: