Harga Bitcoin tembus Rp500 juta, merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah (all time high/ATH). Yang menjadi pertanyaan, apakah harga Bitcoin masih bisa meningkat lagi?
Bitcoin mencatatkan kenaikan yang cukup fantastis. Aset kripto ciptaan Satoshi Nakamoto tersebut naik 400% selama satu tahun. Tahun lalu, Bitcoin hanya dijual Rp90 jutaan saja per 1 BTC.
Dari awal tahun 2020, Bitcoin sempat jatuh ke level Rp65 juta. Ini terjadi pada Maret 2020. Hanya dalam satu malam saja, Bitcoin kembali naik ke level Rp100 juta.
Pada pertengahan tahun 2020, kenaikannya mencapai Rp150 juta. Kuartal III/2020, Bitcoin meningkat ke Rp200 juta. Bitcoin kemudian meningkat lagi melewati harga tertingginya sepanjang sejarah Rp300 juta.
Menjelang pergantian tahun, Bitcoin naik menjadi Rp400 juta. Kenaikannya tidak sampai di situ. Harga Bitcoin justru melambung lagi melewati Rp500 juta di awal tahun 2021.
Lalu, saat harga sudah tinggi seperti sekarang, apakah harga Bitcoin akan naik lagi? Apakah sudah terlambat untuk membeli Bitcoin?
Sebelum memahami hal tersebut, kita pahami dulu kenapa harga Bitcoin bisa meningkat fantastis.
Baca Juga: Rugi Karena XRP Turun Bukanlah Akhir dari Segalanya
Faktor yang meningkatkan harga Bitcoin murni hanya demand and supply atau permintaan dan pasokan. Mari kita pahami dulu dari sisi permintaan.
Jika sebuah produk, apapun bentuk barangnya, semakin banyak orang yang membeli barang tersebut, maka harganya akan semakin meningkat.
Contoh sederhananya adalah barang-barang elektronik. Harganya bisa meningkat karena banyak orang yang membelinya.
Demikian juga terjadi pada Bitcoin. Kenaikan harga tertinggi terjadi karena banyaknya permintaan terhadap Bitcoin.
Wajar dong, karena Bitcoin sedang diincar oleh investor. Karena aset lain sedang mengalami penurunan karena pandemi seperti saham, global bond, dan lain-lain.
Orang juga memahami bahwa Bitcoin itu berbeda. Harganya tetap stabil bahkan cenderung naik saat polemik global terjadi.
Semakin banyak orang yang memahami keunggulan Bitcoin yang mengadopsi sistem blockchain.
Read Also : Siapakah Satoshi Nakamoto, Sang Penemu Bitcoin yang Misterius?
Setelah kita mempelajari dari sisi demand, kali ini kita akan mempelajari dari sisi pasokan. Pasokan juga akan mempengaruhi harga. Kenapa?
Begini analoginya :
Jika suatu barang itu langka atau limit, maka akan sulit dicari. Sang pemilik barang akan menjual barang dengan harga yang tinggi. Itulah kenapa barang-barang koleksi yang langka harganya semakin mahal. Hal ini karena jumlahnya yang semakin sulit.
Nah, Bitcoin itu adalah satu-satunya aset di dunia yang limitnya terbatas dan pasti. Bahkan, emas saja tidak bisa dipastikan berapa sisa cadangannya.
Hanya ada 21 juta BTC saja. Saat ini, sudah beredar 18,5 juta BTC. Artinya masih ada sekitar 2,5 juta BTC lagi yang tertahan.
Pada tahun 2020 lalu, pembatasan pasokan suplai Bitcoin terjadi di tingkat mining atau penambangannya.
Oh iya, kamu sudah tahu kan, kalau Bitcoin itu ditambang secara digital?
Kembali lagi ke halving day. Momen ini terjadi dalam 4 tahun sekali. Sebelumnya terjadi pada tahun 2012 dan 2016. Namun, dampaknya terhadap pergerakan harga baru terjadi setahun.
Makanya, jika dilihat kenaikan harga Bitcoin, tahun 2013 dan 2017 adalah pemuncak. Demikian juga pada tahun 2021, satu tahun telah terjadinya halving day.
Baca Juga : 7 stigma yang salah tentang bitcoin dinilai tidak legal hingga mlm
Meski sudah menyentuh harga tertinggi Rp500 juta lebih, Bitcoin masih berkemungkinan besar untuk naik lagi. Karena permintaannya yang semakin melonjak dan suplainya yang semakin terbatas.
Lalu kira-kira harga Bitcoin di tahun 2021 bisa naik sampai berapa ya?
Beberapa analis meyakini bahwa Bitcoin bisa naik lebih fantastis lagi. Mengutip Bloomberg, Analis JP Morgan, korporasi finansial ternama di Amerika Serikat menyatakan bahwa BTC bisa tembus hingga USD146.000 pada tahun ini. Jika dirupiahkan, pada tahun 2021, harga Bitcoin bisa meningkat hingga sekitar Rp2.04 miliar. Wow banget.
Sedangkan analis Citibank, salah satu bank terbesar di dunia bahkan memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai USD300.000 atau sekitar Rp4,18 miliar. Uniknya, baik JP Morgan maupun Citibank merupakan perusahaan yang sudah memborong Bitcoin senilai triliunan Rupiah.
Bagi orang awam yang tertarik dengan Bitcoin, mungkin akan bertanya, “apakah sudah terlambat untuk membeli?”.
Jabaran pertanyaan di atas sudah menjelaskan ya terutama bagi kamu yang ragu. Tetapi, perlu dipahami juga ada fluktuasi harga yang biasa terjadi di dunia aset kripto.
Sewaktu-waktu, harga Bitcoin bisa turun sedikit karena pasar jenuh. Namun, bagi kamu yang merasa harga Bitcoin sudah ketinggian, kamu bisa membeli aset lain.
Masih ada Ethereum yang juga berprospek bagus dan aset kripto lainnya. Di Indodax kamu bisa memilih ratusan alternative coin (altcoin).
Supaya kamu untung terus, jangan lupa saksikan terus konten-konten menarik lainnya di website Indodax.Academy dan di media sosial resmi Indodax.
1 Comment
sangat membantu pengguna/pencinta crypto. Wawasan kami menjadi lebih terbuka. Terika kasih, semoga edukasi/informasi Crypto semakin meluas.